1001 Episode Of Lifes
M.I.K.H.A.I.L S.Y.A.H P.U.T.R.A's S.T.R.O.R.I.E.S
Space and Border
..:: Selamat Datang Di 1001 Episode Of Lifes ::..
Assalamualaikum Wr. Wb.
MSP® Calendar
Pengorbanan Sang Ibu
Pagi itu mentari bangun dari peraduannya. Memberikan warna terang di langit dan mengusir gelapnya malam. dikala semua orang tengah tertidur lelap, ada seorang wanita tua yang tak tertidur. berada di dapur, berkutat dengan kompornya yang tak mau nyala. terbatuk-batuk ia menyiapkan barang dagangannya. tak di sangka, saat seorang ibu separuh baya itu sibuk di dapur sendirian, anak perempuannya malah tertidur pulas di kamarnya. masih menikamati inahnya mimpi, masih ditemani empuknya bantal dan guling."Nak, bangun... bantu ibu di dapur..." kata ibu sambil terbatuk-batuk.Mendengar panggilan ibunya, anak itu langsung terbangun, namun bukannya malah membantu dia malah menghardik ibunya, "Heh, ibu tua! kamu tau tidak aku kerja sampai larut malam, jadi jangan bangunkan aku sepagi ini!" kata anak itu seraya kembali lagi ke kamarnya."Dinda..." ibu setengah baya itu hanya membantin.Akhirnya, pagi sudah benar-benar datang menghampiri kota itu. Si anak yang bernama Dinda pun juga sudah bterbangun dari tidurnya yang katanya telah terganggu oleh rengekan manja ibunya."Mau ke mana kamu nak? bukannya kamu hari ini libur...?" tanya ibunya yang tengah menjemur baju. 95% baju yang iya cuci adalah baju anaknya."Aku mau pergi ke mana bukan urusan mu tahu!" hardik anaknya sekali lagi."Tapi aku ibumu, Nak." kata ibunya mengejar si anak. "Aku berhak tau ke mana kamu pergi...""Kalau kamu sudah bisa membuat aku bahagia dan kita punya banyak uang, kamu baru aku anggap ibu!" hardik si anak lalau pergi.Ibunya jatuh lemas karena mendengar kata-kata naknya yang telah melukainya.Ia merintih, bersimpuh kepada Allah memanjatkan doa kepadaNya, memohon ampunanNya, "Ya Allah, berikan petunjuk pada hamba-Mu ini ya Allah... aku tak tau lagi apa yang harus aku lakukan pada anak hamba... hamba telah gagal..." kata si ibu sambil meneteskan air mata.1 hari...2 hari...3 hari...4 hari...5 hari...6 hari...7 hari...sebualan...telah satu bulan lamanya Dinda tidak pulang ke rumah, ibunya telah mencarinya ke mana saj aia bisa, dengan bantuan Pak Rt ia terus mencari, keluar masuk kantor polisi untuk mencari anak satu-satunya yang ia sayangi.Setelah dua bulan lamanya, Dinda kembali ke rumahnya."Dinda, nak... kemana saja kamu? Ibu rindu kamu..." kata Ibunya."Sudah, lepaskan aku! aku nggak suka dipeluk kamu! jauh-jauh dari aku!" kata Dinda kasar seraya masuk ke kamarnya. ibunya mengikuti dari belakang."Kamu ke mana nak?" tanya ibunya dengan lembut."Apa peduli mu! sudah sana keluar!" kata Dinda kasar.Siang pu berganti malam, tiba-tiba di tengah malam yang tenag, ada suara ketukan dat\ri pintu depan."Tok...Tok...Tok...!""Iya...iya..." jawab ibu yang pasing mengenakan mukenah, lalu ia membuka pintunya. "Iya?""Benar di sini rumah Dinda?" tanya orang yang berperawakan besar itu."Iya, benar..." kata ibu ragu-ragu."Dia punya hutang dengan kami, kalian harus membayar hutangnya malam ini juga, kalau tidak, terpaksa, Dinda harus di jual...!' kata orang itu sambil menyeringai."Dijual? jangan... jangan... kami yakin kami bisa melunasinya... berapa hutangnya?" tanya ibu, suaranya bergetar."1.500.000 rupiah! kalian bisa bayar?" kata orang itu."hm... kami yakin kami bisa bayar... " kata oibu, tatapannya mulai mengiba."Hahaha... sudahlah, aku yakin kau tak akan bisa bayar hutang anamu! jika kau jual rumah ini saja tak akan bisa melunasi hutang mu!" kata orang itu."Ada apa sih ribut?" tanya Dinda dari dalam."Oh, ini dia si Putri Dinda...hahahaha" kata orang itu meledek."Siap ini Dinda? kata nya kamu punya hutang?" tanya ibu."Iya, aku punya... aku memang harus pergi... kamu diem aja!" kata Dinda."Tidak, lebih baik ibu saja, ibu tidak mau merusak masa depan kamu. lagian, ibu juga masih bisa kerja." kata ibu berusaha untuk membela anaknya."Tidak, kamu ngga ada urusan dalam hal ini!" bentak Dinda."Ok... udah ada yang bisa berangkat?" tanya laki-laki itu."Baik," ibu pun mulai berjalan mengikuti laki-laki misterius itu."Aku sayang kamu, Nak... jaga dirimu baik-baik..." kata ibu untuk terakhir kaliya."Ibu, maafkan aku, aku telah bersalah, maafkan aku...""Aku telah memaafkan mu, sejak dulu nak..." kata ibu sambil tersenyum.Akhirnya, hanya sesal yang dirasa Dinda, namun, di dalam hati kecilnya, dia selalu bersyukur karena telah diberikan ibu semulia ibunya.
Gadis Kecil Dalam Bus
Tepat jam 12.00.siang itu begitu panas. Rasanya matahari tepat berada di ubun2.seorang satpam membukakan pintu untukku dan mengucapkan terimakasih. hhmm satpam di bank Danamon buncit itu memang ramah. hampir setiap 2 hari sekali aku berjumpa dengannya. itu karena pekerjaanku sebagai kasir yang harus bertanggungjawab dengan keuangan. selesai sudah tugasku hari itu.Badan rasanya capek banget.ingin segera sampai ke tempat dimana aku tinggal dan mendaratkan badanku ke pulau kapuk.dan lalu bermimpi indah.Segera kulambaikan tanganku untuk menyetop bus 75 jurusan pasar minggu-blok m yang akan mengantarkanku ke mangga besar, tempat dimana aku tinggal.Bus berhenti di depanku dan setengah meloncat akupun naik.Kuliat bangku no 2 dari belakang hanya diduduki seorang gadis kecil dan itulah satu2nya yang masih kosong. Langsung saja ku mendaratkan pantatku disitu.Bus melaju kembali dengan perlahan sambil masih terus mencari penumpang. Gadis kecil itu memakai jilbab warna biru, kaos lengan panjang dan celana jeans. Dia menutupi sebagian mukanya dengan ujung jilbabnya.Sepuluh menit duduk bersama gadis kecil itu sempat kulihat dia begitu gelisah.Sesekali menatap keluar jendela melihat suasana di luar sana.Sesekali gadis itu melihat ke arahku dan menatap wajahku dengan mata yang sendu.Aku merasa heran,dalam hati sempat aku jadi tidak PD bertanya2 dalam hati,apa ada yang salah di wajahku ya?.Tapi ku berusaha cuek saja.Sampai akhirnya gadis kecil itupun membuyarkan lamunanku dengan suaranya yang sedikit serak menahan tangis."kakak turun dimana?".Tergagap aku menjawab "oh,aku turun di mangga besar,ada apa ?"gadis kecil itu menjawab "gak apa2 kok."dia diam dan kembali melihat keluar jendela.beberapa saat kemudian dia melontarkan pertanyaan lagi,yang terdengar agak aneh buatku."kalau kita melakukan hubungan sex sebelum menikah itu dosa ya kak?"airmatanya mengalir.Aku semakin bingung,kenapa ada gadis kecil seperti dia yang ku pikir mungkin baru SMP menanyakan hal seperti itu?.Mungkinkah dia sedang mengalami masalah yang berat?."Kalau itu dilakukan sebelum menikah akan menjadi dosa,tapi kalau dilakukan setelah menikah akan menjadi pahala".jawabku kemudian.Kulihat airmatanya semakin deras mengalir."boleh kakak tau kenapa kamu menanyakan hal itu?"selidikku.Diapun menceritakan apa yang telah dialaminya tanpa rasa sungkan,sepertinya dia mudah percaya pada orang.bahkan yang baru 10 menit ia tenmui."aku telah melakukannya dengan pacarku,dan sekarang dia menjauhiku".Deg rasanya jantungku.anak seusia dia sudah terjerumus dalam kehidupan bebas."apa orangtua kamu mengetahuinya?".tanyaku."ya dan mama papaku tidak setuju aku pacaran apalagi menikah dengannya,mamaku malah menjodohkanku dengan anak rekan kerjanya"aku tak menyangka gadis seusia dia telah mengalami masalah yang berat."kamu usia berapa sekarang bukannya harusnya km masih sekolah?""ya kak aku kelas dua SMP,umurku 13 tahun, tapi setelah teman2ku tau tentang ini semua mereka semua menjauhiku dan tak mau lagi berteman denganku,aku bingung harus curhat sama siapa,mama juga sibuk kerja dan jarang dirumah"hmm sepertinya dia termasuk anak yang kurang perhatian orangtua."lalu kamu mau tidak seandainya menikah dengan cowok pilihan mama kamu?"tanyaku."aku gak tau kak, aku sendiri masih mengharapkan pacarku mau bertanggungjawab,kalau aku dengan cowok pilihan mama haruskah aku cerita tentang semua ini kak?"wah ditanya seperti itu aku jadi ikut berpikir,bagaimana baiknya."apa kamu hamil dengan pacarmu itu?"."setahuku sih gak kak sampai saat ini"."Kalau kamu mau menikah dengan cowok pilihan mama kamu,sebaiknya kamu jujur saja pada cowok itu,kalau cowok itu sayang kamu pasti dia mau menerima kamu apa adanya,tapi klo dia malah meninggalkanmu setelah tau berarti dia juga tidak benar2 sayang kamu.diluar dari semua itu kejujuran tetaplah lebih baik walaupun menyakitkan"."tapi bagaimana dengan sekolah kamu?tidakkah kamu ingin sekolah tinggi demi masa depanmu yang masih panjang?""untuk sekolahpun aku sudah gak bisa konsentrasi lagi kak".jawabnya."kakak cuma pesan untuk lain kali lebih hati2 kalau dekat dengan cowok""iya kak,aku mengerti,trimakasih ya kak udah mau dengerin curhat aku""terus kamu tadi dari mana?""tadi aku ketempat cowok aku,dia benar2 menolak untuk menikahiku kak,aku merasa di dunia ini tak ada lagi yang sayang padaku"air mata itu belum juga berhenti mengalir."baiklah karena sudah sampai mangga besar kakak turun dulu ya,kalau kamu mau kamu bisa main ke tempatku,itu rumah yang bercat putih disamping warteg"."iya kak trimakasih."dan bus berhenti di mangga besar aku meloncat turun.Satu lagi pelajaran tentang cinta ku dapat.Bahwa sebagai cewek kita harus pandai menjaga diri.jangan sampai terseret kehidupan sex bebas atas nama cinta.Satu tanda tanya masih sempat terlintas dibenakku.siapa nama gadis kecil itu,bahkan aku tidak sempat berkenalan dengannya.
Gara - Gara Mencuri
Ada 3 orang anak, Brian, Zadi, dan Data. Mereka sama-sama nakal, tapi sebenernya cuma Brian yang nakal, yang lain cuma kena pengaruh jahatnya.Suatu hari, mereka jajan di kantin sekolah lantai 2. Di sini makanannya emang enak (pernah masuk wisata kuliner versi majalah sekolah). Karena lapar sehabis pelajaran, mereka langsung makan. Mereka ngambil sate 4, usus 4, nasi 2 piring, es teh 2 (banyak amat ?). Dasar ! Setelah itu mereka langsung cabut dan hanya bayar nasi dan sate 1. Berarti sisanya gak dibayar ! Dasar maling !Perbuatan mereka dilihat oleh Andreas (yang sudah tobat waktu main di 'Pencuri Tobat'). Andreas tidak mau kejadian seperti dirinya terulang lagi, makanya ia memperingatkan mereka di luar kantin. "Hei, kalian bertiga, belum bayar 'kan ? Ayo bayar dulu !" "Alah, kamu ngapain sih !"sikut Zadi. "Kalau mau, bayarin kita ya. Ha...ha...ha" ejek Brian. Mereka pergi. Andreas cuma bisa marah dalam hati, sambil berdo'a supaya mereka diingatkan Allah.Apa yang terjadi ? Sesampainya di rumah badan Brian gatel-gatel. Data sakit perut. Dan Zadi paling parah, ia mengalami kecelakaan motor, untung tidak sampai parah. Alhamdulillah, Allah SWT masih memberi mereka hidayah-Nya. Mereka bertiga sadar semua itu akibat perbuatan mereka. Finally, mereka membayar sisa uang yang belum mereka bayar.
Aku Dan Antonku
Aku. Aku seorang remaja putri, berusia 15 tahun. Usia yang sangat rawan dengan berbagai godaan, baik dari teman-teman sepermainan, dari teman-teman di sekolah, maupun dari lingkungan tempat tinggalku. Seperti teman-teman seusiaku yang berumur sama, aktivitasku adalah belajar, berangkat ke sekolah, mengaji, bermain, bergurau dan bercerita. Setiap hari aku habiskan waktu dengan kegiatan yang sama, tanpa kenal bosan. Kadang aku berkunjung ke rumah teman-teman untuk bermain dengan mereka, menikmati usia kita yang masih muda belia ini. Tak hanya itu, yang ada dalam pemikiranku sehari-hari hanya menikmati hari, dan mengisinya lebih berarti. Sejak pagi, berangkat ke sekolah yang lumayan jauh dari tempat tinggalku, aku tempuh dengan berjalan kaki sekitar 30 menit untuk sampai ke tempat berkumpulnya ilmu tersebut. Sejak pertemuan dengan teman-teman di sekolah, aku merasakan kedamaian, kita bisa tertawa bersama, menimba ilmu dalam suka dukanya, mengerjakan tugas-tugas sepenuh jiwa, dan mengikuti ujian dengan lancar. Begitu berjalan setiap hari (kecuali minggu, sekolah libur). Minggu berganti, bulan bertukar, silih berganti tahun, akupun menamatkan pendidikan di Junior High School. Kemudian aku melanjutkan pendidikan ke Senior High School.Satu tahun, 2 tahun, berlalu dengan hasil pendidikan yang cemerlang. Akhirnya aku mencapai tingkat terakhir pada jenjang pendidikan tersebut. Umurku genap 15 tahun. Aku menjadi remaja yang sempurna. Aku merasa begitu bahagia, punya banyak teman, sahabat dan keluarga yang sangat menyayangiku. Hari yang terlewati sangat aku nikmati. Aku menjadi seorang remaja yang paling bahagia, semenjak ada seorang teman laki-laki yang berusaha mendekatiku, seorang yang sayang padaku. Suatu hari di siang yang cerah, saat aku sedang berjalan ke pengajian, seseorang menyapaku, bagaimana kabar?, katanya. Aku kaget. Ternyata dia yang selama ini suka padaku. Anton namanya. Tak lama waktu berlalu, kami jadian. Terikat dalam rasa yang sama, berjanji sehidup semati, dan tiada lagi yang memiliki dunia ini selalin kita berdua. Aku sangat bahagia, hari-hari yang aku lewati penuh canda tawa, bersama Anton pujaan hatiku. 2 tahun kemudian.....Waktu terus berjalan, tahun terus berganti, telah genap 2 tahun setelah pertemuanku dengan Anton, sejak kita berikrar setia, hingga hari ini pun datang. Anton tiba-tiba menghilang dari kisah hidupku. Anton menghilang, tanpa kabar padaku. Aku berusaha mencari informasi dari teman-temanku dan teman-teman terdekat Anton tentang keberadaannya saat ini. Setelah lama bertanya, berburu informasi, tak seorangpun yang tahu, ada di mana Anton saat ini. Aku terpukul. Aku kecewa. Seorang yang sangat aku percaya, selalu kupuja, selalu aku pikirkan, tiba-tiba menghilang sekejap mata. Anton.... di mana engkau saat ini? Bukankah kita dulu pernah berjanji setia? Lalu apa arti semua itu? Setelah engkau mencuri hatiku, setelah engkau ambil separoh jiwaku, setelah harapanku tertumpu padamu? Engkau tak kembali saat aku benar-benar membutuhkanmu. Atau itu semua hanya tipuanmu untuk menyakitiku? Mengapa engkau begitu tega padaku? Tidakkah hatimu pernah berkata tentang semua rasa yang sempat ku curahkan? Mengapa engkau tak pernah ada lagi? Aku kecewa. Hatiku terluka. Anton ku pergi,***Hikmah: Berharap kepada manusia, akan berbuah kekecewaan. Bersiaplah meniti hari dalam hati yang selalu taat kepadaNya. Karena Dia tidak akan pernah meninggalkan kita sesaatpun. Kita akan selalu tenang bersamanya.
Surat Ke - 1000
Disebuah rumah kontrakan kumuh, seorang pria menyiapkan secarik kertas untuk menulis sebuah surat cinta. Pria itu bernama Achmad Sukanta, pria romantis ini menulis surat cintanya yang ke 1.000, surat tersebut berisi ungkapan cintanya pada yanti, panggilan akrab suyanti, gadis yang dicintainya. Ia berharap surat yang ke 1000 ini dibalas oleh Yanti. ia optimis surat ini akan dibalas Yanti, meskipun ke 999 surat cintanya ditolak Yanti. Hari itu, hujan sangatlah deras, Kanta bergegas memasukkan surat tersebut ke amplop berwarna pink, dan ia segera naik motor bututnya, menuju rumah Darsi, sudarsi nama lengkapnya, Darsi adalah teman dekat Yanti dan juga teman seprofesi Kanta. 15 menit Kanta sampai didepan rumah Darsi, “...Dar...Darsi....” panggil Kanta pada Darsi, yang pada waktu itu berada didalam rumah. Dengan badan basah kuyup Kanta menyerahkan surat cintanya, “Dar...aku mau taitip surat ini, tolong serahkan ke Yanti, seperti biasanya..” kanta memulai obrolan, “..Hah..Kanta...kamu ini lho, kok gak jera-jera, suratmu itu ga pernah dibaca Yanti, apalagi dibalas. Darsi menjawab, “ ”Tak apa Dar...ini surat yang ke 1000, ini surat terakhirku, kalau sampai surat ini tidak dibalas sama Yanti, aku mau pergi jauh. Surat Kanta tidak pernah dibalas oleh Yanti, dikarenakan, Yanti tau kalau Kanta itu orangnya jelek, hitam dan dari keluarga miskin. Meskipun begitu Kanta tetap gigih mengungkapkan cintanya. Kanta bekerja sebagai buruh di toko komputer dikota Warujinggo dan pekerjaan Yanti lebih mapan, ia bekerja di sebuah Bank Swasta yang terkenal. Akhirnya Kanta dan Darsi ngobrol panjang sambil menunggu hujan reda. Satu jam sudah berlalu, dan hujna sudah reda, akhirnya Kanta pamit pulang, “Dar...jangan lupa ya sampaikan suratku, makasih ya..” “ ok, Ta...beres...”
Keesokan harinya, Kanta menelpon Darsi dari wartel dekat rumahnya, “Dar..” ucap Kanta, “..iya Ta, ada apa?” jawab Darsi, “Itu Dar...suratku gimanaa? Sudah kamu kasih ke Yanti kan...?” “ udah ko Ta..” jawab Darsi. Akhirnya mereka ngobrol sebentar, dan ditutuplah telepon itu, karena takut habis biaya banyak buat telpon dari wartel. Seminggu Kanta menanati balasan, akhirnya sebulan belum juga Kanta menerima surat balasan dari pujaan hatinya. Dan Kanta mulai melupakan suratnya itu, karena dia juga berjanji, kalau sampai tidak terbalas suratnya itu, dia akan pergi jauh.
Seperti biasanya Kanta berangkat ke Toko Komputer tempat ia bekerja, mujur dia hari itu, bos besar dari Jakarta menyuruh dia bekerja di Toko Pusat yang berada di Jakarta Pusat,Kanta termasuk pegawai yang ulet dan berjasa besar terhadap perkembangan toko komputer tersebut. Sontak saja Kanta senang bukan main, tanpa berpikir panjang ia menyanggupi tawaran tersebut. Dua hari kemudian ia berangkat ke Jakarta menggunakan kereta api ekonomi, dan akhirnya sampailah ia, ia dijemput oleh pegawai Bosnya itu.
Sebulan telah berlalu, Kanta mulai menikmati pekerjaanya.
Selembar surat, diserahkan ke Darsi oleh Yanti, “ Dar...ini suratku buat Kanta, aku merasa kasian dan bersalah, tolong kasih surat ini ya Dar...” kata Yanti “ Ok Yan...” jawab Darsi.
Akhirnya keesokan harinya Darsi berkunjung ke rumah Yanti, dan memberitahukan bahwa surat Yanti belum Darsi berikan ke Kanta, “ Loh kok ga kamu kasih ke Kanta Dar...” tanya Yanti, “ Udah Yan, tapi Kantanya sudah tidak ada, kata tetangganya sudah hampir dua bulan kanta tidak tinggal dikontrakan tersebut” Sontak Yanti kaget, ia menangis sedih, dan Darsi memberi nasehat, “cinta Kanta kepadanya tulus, sudah 1000 surat ia tulis untukmu, tapi kamu baru membalas surat yang ke 1000 ini. Kata Kanta kalau kamu tidak membalas suratnya itu, ia akan pergi jauh.”
Hari demi hari Yanti bersedih, mengenang ketulusan Kanta, ia selalu curhat kepada Darsi atas penyesalannya itu, Mereka berdua mencari Kanta kemana=mana, tetapi tidak membuahkan hasil.
Bulan berganti Tahun, sudah 3 tahun Kanta menghilang. Kanta kini sudah menjadi orang kaya, dengan gaji yang cukup tinggi, ia mulai menata hidupnya,ia rajin mengikuti olahraga, fitnes, dan perawatan wajah dan tubuh. Sosok Kanta sekarang berbeda jauh, ia sekarang berbadan tegap,wajahnya bersih, dan motor bututnya sekarang berubah menjadi mobil mewah berwarna hitam mengkilap. Kanta sekarang menjadi enterpreuner sukses, ia telah memiliki toko komputer senditi, dan mempunyai banyak cabang dikota-kota besar. Dan tak luput ia baru saja membuka cabang dikota Warujinggo. Ia selalu mengecek kondisi tokonya, kebetulan hari itu sedang cerah, dan dari arah barat, Yanti dan Darsi menuju toko milik kanta, mereka tidak tau kalu pemilik toko yang terkenal itu adalah Kanta. Meraka hanya tau ada launcing toko komputer baru dan diskon besar-besaran. Yanti mengajak Darsi untuk membeli Flashdisk. Maka sampailah mereka didepan Toko Komputer yang Bangunannya yang megah itu. Segera mereka parkir motornya. Banyak sekali pengunjung ditoko itu. Akhirnya kesempatan Mereka untuk membeli, Yanti ingin membeli Flashdisk model baru, setelah memilih, akhirnya dibayarlah, ia mengeluarkan uang Seratus Ribu, dan dikembalikan 50 ribu rupiah oleh seorang wanita yang ramah, Yanti dan Darsi tidak beranjak pergi, ia masih betanya-tanya tentang produk yang dijual ditoko tersebut,merka berkenalan dengan wanita itu, dan nama wanita itu Sari, Yanti pun bertanya, “siapa pemilik toko ini?” wanita itu menjawab, “ oh ini toko saya dan suami saya, kebetulan ini cabang yang ke 10, dan baru launcing dikota ini.” Mereka kaget, mereka kira wanita itu pegawai toko tersebut.
Dari dalam toko, keluarlah seorang pria, pria itu berbadan tegap dan tampan. Pria itu menghampiri Sari istrinya itu. Sari pun memperkenalkan suaminya kepada mereka, “perkenalkan ini suami saya..” ucap Sariatun kepada meraka berdua, dan pria tersebut menjulurkan tanganya dan bersalaman kepada mereka berdua, “perkenalkan saya Kanta..” mereka berdua agak bingung mendengar nama itu, dan setelah Kanta bercerita ternyata Kanta mengenali mereka berdua, “ kalian Yanti dan Darsi kan...aku Kanta, teman kalian dulu..” Yanti dan Darsi kaget bukan main, mereka akhirny ngobrol agak lama, dan bercerita tentang masa lalu mereka. Akhirnya Yanti dan Darsi pulang kerumah Darsi, dirumah Darsi, Yanti menangis tersedu-sedu, karena kejadian tadi, orang yang dulu diremehkannya, sekarang sudah berubah,dan sudah memiliki seorang istri, “tak ada gunanya kamu menyesali perbuatannya, nasi sudah menjadi bubur...Yan..” Ucap Darsi, Namun Yanti malah menangis semakin kencang.
Langganan:
Postingan (Atom)